Menghadapi mereka yang mengejek dan mem-bully

oleh - Februari 16, 2018



Pendiam, punya sedikit teman, begitulah kondisi gue sehari-hari saat ke sekolah dulu. Saat sampai ke sekolah, temen-temen yang gue ajak bicara cuma segelintir. Hanya mereka yang udah memenuhi kriteria buat gue ajak  bicara. Mereka yang gue anggap nyambung, bias menghibur dan menyemangati gue.
Masa-masa berat gue di sekolah dimulai sejak gue SD. Tepatnya kelas 2 SD. Waktu itu, gue dekat sama banyak orang. Terutama yang rumahnya sekomplek sama gue, karena kami sejemputan sejak kelas 1. Bahkan ada yang kenal gue sejak TK. Salah satu orang yang paling dekat sama gue adalah temen TK gue yang rumahnya gak jauh dari gue. Dia adalah idola angkatan gue waktu itu. Sementara gue rakyat jelata. Jadilah, para cewek yang gak suka karena gue dekat sama dia nge-bully gue. Gue sering gak diajak main. Bahkan pernah, ada salah satu yang sekelas sama gue. Dia sering banget marahin dan nyubit gue.
Masuk ke masa SMP, hidup gue keliatan baik-baik aja. Mungkin karena gue pindah ke luar kota. Saat itu gue punya beberapa teman. Pada kelas 3, gue harus pindah ke kota lain karena kerjaan Ayah gue. Disana, gue juga punya segelintir teman. Meski begitu, gue merasa kebanyakan teman menganggap gue aneh karena kelakuan gue gak biasa. 
Gak terasa, masa SMA datang begitu aja. Tahun pertama SMA, gue dapet bebrapa teman. Jumlah mereka 6 orang. Bahkan kami sampai bikin geng segala. Namun pas kelas 2, kami harus terpisah karena penjurusan. Meski sejurusan, kami dimasukkan di kelas yang berbeda. Di kelas baru, teman yang bener-bener akrab sama gue lebih sedikit lagi, ada 4. Itu pun gak begitu akrab. Sama ketika waktu SMP, sebagian teman juga menganggap gue orang yang aneh dan beda dari orang lain. Pendiam, jarang ngomong, weird, freak. Pernah sekali gue marah ke teman sekelas. Mereka sempat diam, tapi image aneh itu tetap menempel di gue. Karena itu, gue bahkan sempat nulis puisi 'kebencian' gue untuk mereka. 
Saat masuk kuliah, hidup gue juga gak banyak berubah.  Saat tahun kedua, image aneh itu kembali menempel di diri gue. Sementara jumlah teman, gak berubah-berubah, cuma segelintir. Paling gak, ada 3 orang yang paling dekat sama gue.

Gue merasa hidup gue begitu berat saat itu

Menjadi introver yang kelakuannya beda sama anak lain, bagi gue bukan hal yang mudah. Yang paling berat lagi, saat mereka rame-rame merundung gue yang sendirian. Saat mereka menganggap gue payah karena gak bisa ngomong di depan kelas dengan baik. 

Bertahan adalah kunci buat menghadapinya

Jika kalian mengalami hal yang sama, bertahan adalah cara menghadapi yang paling ampuh. Meski dianggap aneh dan beda sama yang lain, bertahanlah dan terus bertahan. Sabar, dan kalian bakal menemukan kekuatan kalian untuk menghadapinya.

Merenung, juga lepaskan perasaan

Saat mereka mengejek, cobalah refleksikan diri lo. Berpikir apa alasan mereka mem-bully elu. Buat para introver, penyebab utama mereka di-bully adalah karena  mereka pendiam dan keliatan gak bisa melawan saat di-bully, diejek atau diisengin. Padahal itu di lakukan oleh sang introver karena mereka pengen cari aman, dan karena mereka adalah pemendam perasaan. Kalau kalian gak kuat menahan ejekan mereka, silahkan lepaskan. Meski kalian harus menangis atau ngamuk di depan mereka. Melepaskan perasaan adalah cara yang terbaik buat mengurang tekanan ketika di-bully

Barangkali, itu cara mereka bercanda

Jangan sakit hati dulu, mungkin ejekan dan bully-an itu adalah cara mereka bercanda. Karena introver adalah tipe yang sensitif, kita sering baper kalau mereka mengejek. Sedangkan kita ngerasa gak ada salah ke mereka. Mungkin ejekan itu ada karena mereka lihat elu yang kesepian dan gak ada temen. Mereka ingin lu gabung bersama mereka yang lagi asyik dan juga sama yang lain. Biar kelas kalian makin ramai.
Cobalah tertawa dengan apa yang mereka katakan ke elu, terus perhatikan alur mereka bicara selanjutnya. Dengan begitu, kalian jadi bisa membedakan yang mana bercanda dan serius. Jangan lupa ya, buat gabung dengan mereka. Hal ini bisa mengurangi image negatif kalian di mata mereka. Sehingga mereka bakal sadar bahwa lu adalah orang yang asyik dan bisa bergaul meski pendiam.

Mereka sedang mengetes seberapa kuat elu bisa menahannya

Saat elu terlibat masalah sama mereka dan mereka mencoba buat mem-bully elu?.  Hei, itu lah yang mereka cara yang mereka lakukan buat mengetes kekuatan mental elu. Mereka mau lihat kekuatan elu sekaligus pengen tahu gimana cara elu untuk menghadapi masalah dengan mereka.
Jangan rendah hati saat mereka mengejek, tunjukkan ke mereka kalau elu bisa menyelesaikan masalah dengan baik. Yang terpenting, yakinkan diri elu kalau bisa.

Bisa jadi mereka iri dengan apa yang elu punya

Mungkin mereka gak punya apa yang elu punyai. Seperti orangtua yang perhatian, teman yang selalu peduli sama elu meski sedikit, kesabaran, kepintaran, dan yang lainnya (klik disini). Karena mereka gak punya, mungkin mem-bully adalah cara yang terbaik biar elu ngerasain apa yang mereka rasa, biar mereka gak sendiri. Maka, bersyukurlah dengan apa yang kalian punya. Yakin deh, disana ada orang yang ingin berada di posisi elu. 

Kalau mereka sudah keterlaluan

Misal mereka memukul atau menjambak  rambut elu dengan keras, jangan takut. Laporkan mereka secara diam-diam. Silahkan laporkan ke Bimbingan Konseling atau Kemahasiswaan secara diam-diam. Meski berasa jahat, karena nantinya ada kemungkinan mereka dihukum, dalam hal ini kalian gak salah, kok. Mereka patut diberi hukuman karena udah melakukan perbuatan yang gak baik. Jangan takut dengan ancaman yang mereka berikan. Percayalah, yang kalian lakukan tepat. 


Kesimpulan

Bullying atau perundungan adalah salah satu perbuatan yang gak terpuji, yang dampaknya merugikan (mengejek, mengolok-olok, dsb). Makanya, menjadi korban bullying adalah hal yang begitu berat. Gak jarang ada yang depresi karena merasakannya. Salah satu cara buat mengatasi adalah menguranginya yaitu dengan menunjukkan perlawanan atau mengadu. Karena, kalian di-bully dan terus diam, mereka bakal terus melakukannya. Bersyukurlah jika kalian di-bully, tandanya kekuatan mental kalian sedang diuji. Ingat, yang mereka bilang tentang diri kalian gak semuanya benar, kok. Kita lah yang paling tahu tentang diri kita sendiri. 
Meski kalian (pernah) di-bully, ingat ya, jangan lupa untuk jadi diri sendiri!. 



Baca Juga

2 komentar

  1. Jadi ingat, aku sering di-bully waktu SD dulu dan ketika di-bully aku gak nglakuin apa-apa saking introvertnya. Akhirnya, trauma & depresi. Tapi sekarang udah memaafkan bullying itu sih, jadi udah gak terbebani lagi.

    Btw, salam kenal ya Tisha 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waahh.. Iya, Mbak, aku juga sama. Iya, Mbak, dengan memaafkan kita jadi lebih tenang.
      Salam kenal juga, Mbak. 😊

      Hapus

Apa yang ada dipikiranmu?. Yuk, sharing bareng!. Komentar yang dikirim akan dimoderasi terlebih dahulu oleh tuan rumah. Silahkan sertakan link blogmu (jika punya). Terima kasih telah berkunjung! ♥