Saat introvert harus LDR-an dengan orangtua

oleh - Februari 13, 2018


Tahun 2015 lalu, gue sempat cekcok sama Bapak mengenai jurusan kuliah. Bapak gue ingin gue memilih jurusan Teknik Informatika, sedangkan gue pengennya Komunikasi. Seminggu gue gak bicara sama Bapak saat itu. Akhirnya, Bapak gue mengalah. Bapak gue mengalah dengan syarat, yaitu gue harus masuk ke universitas yang 'bagus'.
Gue mencoba buat ikut SNMPTN dan SBMPTN, tapi belum ada yang tembus. Sampai suatu saat, Bude gue menyarankan buat kuliah di Jakarta. Gue langsung memikirkan hal-hal yang buruk. Tapi saat itu gue gak peduli, dan akhirnya gue berangkat.
Gue ke Jakarta dianter sama Mama gue. Katanya penyesuaian dulu lah. Masa penyesuaian itu gue lalui di rumah Bude gue. Gue tinggal disana sela setahun lamanya. Sekitar 2 bulan setelah gue di Jakarta, Mama gue pulang ke Gorontalo. Saat itu merupakan saat pertama pertama kalinya gue harus LDR-an sama orangtua dalam jangka waktu yang lama. Iya, lebih dari dua bulan.

Karena gue seorang introver, jauh sama orangtua di tempat yang belum gue kenal adalah hal yang agak menakutkan. Karena gak ada lagi sosok yang nasehatin secara tatap muka saat gue melakukan sesuatu yang salah. Semua interaksi cuma berupa telepon, pesan, chat, atau video. Jelas kesannya beda kalau kita ketemu langsung. Apalagi yang jauh dengan gue ini Mama. Yang bisa dikatakan yang ngurus segala kebutuhan anak.

Tapi, dengan jauh dari orangtua, tentu kita menjadi lebih mandiri. Karena gak ada lagi yang bisa diandelin. Saat kalian pulang malem pun, gak ada lagi yang bakal nyariin. Kalian juga bebas buat makan apa aja. Belajar dimana aja, dan kenalan di mana aja. Kebersihan kamar dan baju adalah tanggung jawab kalian sendiri. 

Kemandirian introvert bisa jadi bekal saat jauh dari orangtua

Introvert terlahir sebagai individualis sejati. Mereka lebih suka bekerja sendiri ketimbang berkelompok. Karena mereka juga pecinta ketenangan dan kedamaian. Berkat sifatnya yang mandiri sejak awal, saat ditinggal orangtua, introvert bakal lebih cepat terbiasa ketimbang mereka yang ekstrovert yang lebih suka kalau ada yang nemenin. 

Dengan jauh dari orangtua, ada kemungkinan buat introvert agar lebih 'dekat' sama orang tua

Dekat bukan berarti harus ketemu langsung dan bisa bersentuhan kulit. Kedekatan adalah hubungan yang kontinyu, yang bakal terus berlanjut meski ada halangan sewaktu-waktu. Dengan dipisahkan jarak dan waktu, rasa rindu introver kepada orangtua bakal mereka pendem dulu. Kemudian, lama kelamaan bakal menjadi perasaan yang gak bisa kebendung, dan akhirnya meledak. Perasaan yang meledak inilah yang bikin introvert lebih dekat sama orangtua. Yang tadinya jarang bicara tentang sekolah waktu serumah, tiba-tiba jadi curhat sama orangtuanya ketika jauh. 

Itu artinya, saat jauh dengan orangtua bakal bikin sang introvert lebih peka dengan orangtua yang ditinggalkan

Seseorang pernah bilang, bahwa kita bakal merasakan berharganya seseorang ketika dia jauh dari kita. Seorang introvert yang jauh sama orangtua bisa merasa bersalah karena lama bales SMS orangtua saat jauh. Introvert adalah tipe orang yang peka. Meski sulit berkomunikasi, mereka bakal terus peduli sama orang-orang yang mereka sayang. Selain itu, mereka juga bakal milih jalan aman ketimbang melakukan sesuatu yang menyebabkan konflik. Salah satunya, dengan ngangkat telfon ortu dan bales SMS-nya. 

Introvert benci telefon. Dengan jauh dari orangtua mereka bisa belajar komunikasi lewat telefon.

Meski terpaksa dilakukan, berkomunikasi lewat telefon bikin sang introvert belajar untuk meningkatkan komunikasi. Kebanyakan orangtua menelfon anaknya yang jauh buat nanyain kabar kuliah, kosan, uang, dan lain-lain. Gak jarang juga ada yang mau cerita sama anaknya. Saat menelefon dan mengajak introvert buat cerita, secara gak sadar orangtua udah merangsang kemampuan introvert buat berkomunikasi. Sehingga kedepannya, begitu dia nerima telfon dari siapapun, dia udah tau cara menerima telefon. Juga saat teman akrabnya ngajak si introvert buat cerita, dia gak malu-malu lagi buat mengungkapkan perasaannya. 

Kesimpulan

Kehadiran orangtua memang dibutuhkan sama setiap anak. Gak peduli meskipun umur dia udah puluhan tahun dan udah punya anak 5. Hadirnya orangtua bisa mendukung majunya anak di masa depan. Tapi, ketidakhadiran orangtua di dekat kita juga adalah hal yang patut disyukuri. Kita jadi paham gimana rasanya ngurus diri sendiri dan bisa belajar gimana cara yang baik buat ngurus orang lain. Kita juga bisa ngerasain secara langsung betapa perihnya tanggal tua (buat anak rantau, kita seperjuangan!). Nikmati aja momen kedewasaan lo dengan jauh dari orangtua. Biarkan diri lo buat menggapai kesuksesan pake kaki dan tangan sendiri, biar kalian tahu apa rasanya sakit. 

Baca Juga

0 komentar

Apa yang ada dipikiranmu?. Yuk, sharing bareng!. Komentar yang dikirim akan dimoderasi terlebih dahulu oleh tuan rumah. Silahkan sertakan link blogmu (jika punya). Terima kasih telah berkunjung! ♥