Introver VS penyakit

oleh - Maret 02, 2018


Tahun 2010an lalu, saat itu adalah masa awal SMP gue. Berkat mengalami banyak pikiran, akhirnya gue sakit. Penyakit itu ada bukan hanya karena gue tertekan, tapi juga karena gue yang males banget dan suka nunda makan. Dan untuk pertama kalinya, saat itu gue harus ke dokter. Sebelumnya gue belum pernah ke dokter, Karena baru pindah ke Gorontalo, kota Bapak gue.
Yang gue rasakan selama sakit ialah badan gak enak, sesak nafas, tidur kurang nyenyak, dada sakit. Gue benar-benar ketakutan saat itu, gue takut yang gue alami adalah penyakit yang lumayan parah. Selidik punya selidik, ternyata nama penyakit yang gue alami adalah maag akut. Penyakit yang disebabkan oleh asam lambung yang lagi berorasi di dalam lambung. Mereka naik dan memenuhi lambung. Dan kalian mungkin tahu reaksinya. Kayak yang di iklan-iklan itu, perih dan 'cekit-cekit'. Setiap hari, gue harus menjejali diri sendiri dengan obat dokter. Dan tentunya, terbaring lesu di atas kasur. Hari-hari sakit gue gue lewati dengan begitu serius serta panik-panik cemas. Saat itu, gue gak bisa mikirin absen sekolah, karena sakit.
Setelah sembuh, 2 tahun kemudian saat gue di Makassar, penyakit yang sama juga kembali mendatangi gue. Tapi saat itu lebih parah lagi. Gue harus diopname di Rumah Sakit. Makin panik lah gue di sakit yang sedua kalinya ini. Apalagi, saat itu HB gue sempet rendah, sehingga gue harus dapet infusan HB. Yang kalo masuk ke badan, rasanya agak ngilu.

Sifat bawaan yang pendiam, bikin introver panikan saat sakit

Dengan kepribadian yang tertutup, dan jarang cerita sama orang, introver lebih suka diam. Jadi ketika sedang dilanda sakit, masalah yang menyebabkan mereka sakit akan dipendam. Dan (mungkin) gak bakal dikasih tahu ke orang. Sementara, semakin dalam pikiran itu dipikirin, makin 'sakit' juga penyakit yang dirasakan. Beban pikiran juga cenderung nambah ketika penyakit gak sembuh-sembuh sembuh atau sembuhnya lama. 

Meski sakit, introver jarang ngasih tahu teman

Introver adalah pemendam perasaan yang ulung. Sama ketika merasa marah atau sedih, mereka bakal memendam perasaannya ketika sakit. Hal ini karena mereka gak ingin orang lain khawatir dengan keadaannya. Bisa juga terjadi karena mereka pengen nyembuhin penyakitnya sendiri. Atau mungkin, mereka gak ingin diekspos karena kurang suka yang namanya keramaian.  Tapi bukan berarti mereka bisa menghadapinya sendirian loh, ya..

Meringankan pikiran mempercepat proses kesembuhan 

Untuk kita yang introver dan penuh dengan beban pikiran meski gak sakit, meringankan pikiran adalah jalan yang baik buat meninimalisir tekanan. Banyak dokter yang sepakat, kalau 90% penyakit disebabkan karena adanya tekanan dalam diri dan batin seseorang. Untuk meringankan pikiran, kita boleh banget buat minta dukungan dan bantuan ke orang yang terdekat. Seperti orangtua, sanak saudara, atau juga teman yang dekat. Pssst.., cari juga hiburan yang bisa kita peroleh secara 'gratisan' di rumah atau di rumah sakit, seperti televisi atau jaringan WiFi yang kencang. Dari keduanya, kita bisa mencari berita-berita positif mengenai penyakit kita.  
Jangan lupa juga, untuk terus berpikir positif dan punya keinginan yang kuat untuk sembuh. Karena melakukan sesuatu tanpa adanya keinginan yang kuat hasilnya nol, gak ada artinya. 

Terapi menulis

Menulis, selain untuk menghilangkan tekanan, bisa juga untuk penyembuhan penyakit, loh. Bagi kita yang introver, menulis ini cocok banget karena kita sulit mengungkapkan perasaan secara langsung.  Terlebih mengenai masalah pribadi, seperti penyakit ini. Dengan menuliskan perasaan kita sepenuh hati, beban pikiran kita akan tenang, bahkan kita juga bisa meraih kesuksesan. Lihat, selain kesembuhan fisik dan psikis, kita bahkan bisa mendapatkan kesuksesan. 

Dan inilah yang terpenting 

Setiap usaha yang kita jalani, gak akan lengkap rasanya kalau gak berdoa. Saat berdoa, yakinkan juga diri kita kalau penyakit yang kita alami adalah teguran dari Tuhan. Percayalah, hal ini Tuhan lakukan karena Dia ingin kalian lebih menjaga kesehatan yang harganya lebih mahal dari apapun. Ingat juga, penyakit itu adalah perontok dosa, loh. Jadi berbahagialah ketika sakit, tandanya kita lagi disucikan. Semua penyakit yang ada, pasti bisa kita hadapi. Tuhan gak akan memberi kita beban yang gak bisa kita hadapi, kok.  Lihat, betapa sayangnya Tuhan sama kita semua.  

Kesimpulan 

Bagi banyak orang, sakit adalah bagian yang cukup berat dalam hidup. Namun nyatanya, penyakit lah yang membuat kita lebih kuat dan tahan banting. Kita mungkjn gak tahu, barangkali si penyakit bisa membuat kita sukses. Di luar sana, ada banyak orang yang pernah sakit dan menjelma sebagai orang-orang hebat ketika sembuh. Sebut saja Asma Nadia. Dulu, dia pernah mengalami gegar otak, namun karena rutin menulis, dia mampu sembuh hingga sukses seperti sekarang. Cuma satu kuncinya, jangan putus asa dan terus berpikir positif. Tetap besyukur, dan nikmatilah apa yang (masih) kita miliki!. 



Baca Juga

2 komentar

  1. yap, menulis emang healing mbak. keep writing, biar pikiran kita selalu positif. karna menulis juga bisa menghilangkan resah :)

    BalasHapus
  2. Bener banget tuh, Mbak. Salam semangat nulis!😊

    BalasHapus

Apa yang ada dipikiranmu?. Yuk, sharing bareng!. Komentar yang dikirim akan dimoderasi terlebih dahulu oleh tuan rumah. Silahkan sertakan link blogmu (jika punya). Terima kasih telah berkunjung! ♥