#PROJECT: Baksos

oleh - Mei 01, 2016


Belakangan ini, kelas gue disuruh untuk membuat project sosial yang sesuai dengan sila ketiga Pancasila. Persatuan Indonesia. Kelompok gue memutuskan untuk melakukan bakti sosial di salah satu sekolah khusus anak-anak yang gak mampu di wilayah pusat kota Jakarta. Nama sekolahnya Yayasan Pemimpin Anak Bangsa (YPAB). Dan kegiatan kami baru aja dilaksanakan hari Jum'at lalu.
Begitu sampai di lokasi yang letaknya di pinggiran sungai, gue melihat ada banyak anak-anak yang main-main di depan sekolah. Mereka kejar-kejaran satu sama lain. Bikin hati gue yang ngeliatnya secara langsung, jadi senang juga.
Sebelum masuk ke sekolah sederhana itu, kami harus menuruni beberapa anak tangga. Di depan sekolah, kami disambut oleh anak-anak yang lagi nyanyi sambil main gendang yang terbuat dari pipa. Setelah masuk, wuah... kebayang dah suasana sekolah yang begitu sederhana. Namun ada satu sisi yang menarik saat masuk. Ada sebuah backdrop bergambar berwarna merah putih. Itu meraik buat gue, karena jarang ada sekolah yang seperti itu. Kami gak langsung mengajar pas masuk ke dalam. Kami harus ngerapihin semua barang bawaan kami dan niup balon.
Setelah anak-anak masuk, senyuman merekah di mulut kelompok kami yang jumlahnya 9 orang. Mereka langsung menciumi tangan kami. Gue terharu dan  setengah menganga. Gila, kami harus melawan 20 anak-anak kecil. 18 mata dan 9 mulut melawat 40 mata dan 20 mulut.
Mayoritas dari anak-anak tersebut adalah anak SMP. Dan ini pengalaman pertama gue ngajar bareng. Walapun sempet keringet dingin dan demam panggung, gue tetep nyoba ngeberaniin diri. Mereka lalu duduk membagi 2 kelompok mereka. Laki-laki di sebelah kanan, perempuan di sebelah kiri. Mereka membaginya dengan tertib.
Kelas kami dibuka dengan menyanyikan lagu Alphabet (versi Inggris) dan Twinkle Twinkle Little Star. Selain itu juga kami main games. Nah, waktu sesi games ini, anak-anak yang cowok pada rusuh dan ribut. Mereka gak bisa diem saking semangatnya waktu main game. Waktu main ular tangga apa lagi. Mereka tubruk-tubrukan badan . Bercanda pake kasar pula. Sampe ada juga satu orang yang nangis. Hadeh, apalah daya kami setim. Kaki kami kram, ditambah anak-anak yang ribut itu. Disitulah gue rasa kesabaran kami di uji. Gue yakin, pasti ngajar anak SD lebih repot dari ini. Kami juga gak lupa, membagikan hadiah buat masing-masing anak yang berupa bingkisan makanan.
Kami juga nyumbang sekitar 20 buku buat dijadikan bahan bacaan di sekolh itu. Kami lalu mencium punggung tangan sang pemilik yayasan yang biasa dipanggil Bunda oleh anak-anak. Beliau ngedo'ain kami supaya bisa sukses selalu dan bekerja di temat yng sesuai dengan bidang, bakat, dan minat kami.
Acara bebas seperti itu berlangsung selama tiga jam kurang, dihitung dari awal kami sampai di lokasi. Selesai acara, kami beberes tempat itu. Dan merekam video tentang kesan dan pesan kami selama mengajar.
Sumpah, bagi gue, pengalaman itu lebih sulit dilupakan ketimbang ngeluapain mantan. Bakalan unforgettable lah buat gue.
Nah, behubung ini hari Hari Pendidikan Nasional, gue berharap kedepannya anak-anak Indonesia bisa terus maju untuk bisa mengembangkan sayapnya. Semoga Indonesia bisa lebih baik lagi kedepannya, ya! :D.

Baca Juga

0 komentar

Apa yang ada dipikiranmu?. Yuk, sharing bareng!. Komentar yang dikirim akan dimoderasi terlebih dahulu oleh tuan rumah. Silahkan sertakan link blogmu (jika punya). Terima kasih telah berkunjung! ♥