#HAHAHEHE: Jalan lagi

oleh - Februari 20, 2017


Memasuki tahun 2017, diri gue banyak mengalami banyak perubahan. Akhir tahun lalu, banyak badai yang berhembus di kehidupan gue. Bikin gue merasa rada terpuruk dan sempet stuck, menyerah buat menjalani hidup lagi. Namun, kehudupanlah yang memaksa gua buat belajar bangun lagi, berjalan atau bahkan berlari dari hal-hal itu.
Gue rasa, begitu seharusnya hidup itu. Bergulir. Satu batu gak akan menghalangi kereta kuda kehidupan gue buat terus berjalan. Banyak orang yang menginginkan posisi gue sekarang, meski gue tau gue bahkan belum buat apapun! .
Bulan September adalah bulan permulaan gue menjalani semester 3. Di bulan itu juga, gue mulai hidup sendiri a.k.a tinggal di indekos. Dengan bimbingan ortu di awal 'pindahan' ke kosan, gue berhasil melewati masa adaptasi meski kadang mengalami homesick. Nangis tanpa sebab kadang gue lakukan untuk mengobati dan mengurangi rasa rindu pada ortu dan rumah.
Masuk ke awal Oktober, hidup gue mulai normal. Namun gue salah, saat itu justru awal mula badai itu. Gue kenalan sama seorang cowok yang tinggal di sekitaran tempat kos gue. Kami berdua ketemu setelah kenalan via LINE.
"Kamu asik...", begitu kesan dia setelah ketemu sama gue. Bukan besar kepala. Dia sendiri yang bilang begitu! . Bayangin aja, gue cewek makhluk yang peka 'rangsangan' meski gue sedikit cuek. Tentu lah gue baper pas dia bilang begitu. Setelah hari itu, bener aja, berasa ada kayak manis-manisnya gitu. Dua hari kemudian kami ketemuan lagi. Naas, setelah ketemuan itu, yang dia lakukan adalah ninggalin gue. Disaat perasaan ini udah mulai tumbuh. Sialannya, dia juga sengaja ngehapus akun LINE-nya supaya gak kontakan ama gua. Karena kecewa, gue mencoba bersabar. Sementara hubungan gue sama pacar gue juga gak jelas mau dibawa kemana. Yang pantes gua lakukan memang hanya diam. Maka gue lakukan itu, hingga gue capek sendiri. 
Beberapa saat kemudian, setelah gue 'selesai' begitu saja sama pacar gue. Gak usah nanya siapa yang mau selesai duluan. Ya, selesai emang maunya gue duluan. Alasannya, karena dia terlalu baik buat gue. Eh, maksud gue.. alasannya karena gue udah gak kuat. Kami selesai baik-baik, meski rada nyelekit di hati.
Gak lama setelah putus, November sudah depan mata. Gue kenalan lagi sama cowok. Masih via medsos yang sama. Baru kenal sehari, tuh orang udah main nembak aja. Sehari setelah gue terima, kami ketemuan. Kesan awal setelah ketemu sih, biasa aja. Ujung-ujungnya gue ditinggalin juga. Mungkin emang dia bukan buat gue kali, ya. Jadi fix, gue gagal lagi memulai hubungan baru.
Desember, penghujung tahun. Tanda tahun 2016 hampir berakhir. Perasaan nyelekin masih sedikit tersisa di hati gue. Tapi seperti yang gue bilang tadi. Gue tetap berjalan. Tanggal 28, titik awal perubahan buat gue. Seseorang nembak gue untuk keempat kalinya. EMPAT KALI, bukan cuma sekali. Gila, kan?..
Dia kenal gue di satu grup gegilaan di Facebook. Awal kenal dan ngobrol, gak tau kenapa langsung nyambung aja. Sama dia, gue bisa cerita apapun. Dia juga cerita apapun ke gue. Beberapa lama setelah kenal, gue ditembak untuk pertama kalinya. Gue inget, waktu itu sore-sore, saat bulan puasa. Dia tembak gue dengan malu-malu lewat chat. Namun harus gue tolak, karena gue masih punya pacar. Meski gak pacaran, cerita-cerita kami tetap bergulir. Selingan candaan di ceritanya bikin gue betah dalam menyimak ceritanya.
Kedua kali dia nembak, gue lupa kapan pasnya. Yang jelas sebelum gue putus juga.
Yang ketiga, dia nembak gue saat abis mengalami kedua masalah itu. Hari itu, dia bilang dia juga ikut nyesek ngedengernya. Setelah selesai cerita sana-sini, tiba-tiba dia bilang begini...
"Ris, would you be mine?", blesss.. Seketika gue baper beneran. Tapi saat itu belum gue terima karena gue belum mau pacaran, gue takut. Takut nyakitin hati dia. Saat itu juga gue masih pacaran sama dia.
Nah, tanggal 28 Desember, malem-malem dia mulai ceritanya. Tetangganya meninggal hari itu. Karena sakit ginjal katanya. Dengan kaget, gue juga ikut cerita tentang temen gue yang juga pernah transplantasi ginjal. Setelah itu dia nanya, apa dia terlalu cerewet karena telalu jujur dan semuanya diceritain. Gue jawab aja sejujurnya. Gue bilang iya, tapi lebih bagus jangan diceritain semuanya. Tau sendiri lah, orang comel ada dimana-mana. Dia malah bilang kalo lebih baik diceritain semuanya aja. Dan tiba-tiba nembak gue untuk yang keempat kalinya!. Jantung gue serasa dipompa, karena gua juga udah baper sama orang ini. Di penembakan yang keempat ini, gue berasa seperti dosen pembimbing yang lagi nyeleksi proposal skripsi! . Awalnya memang gue gak ngerti apa maksudnya dia nembak dengan cara yang mirip kayak ngajuin proposal skripsi tersebut. Dia menjelaskan panjang lebar, baru gue ngerti. Dan gue terima dia, tengah malem lewat. Menjelang pagi. Dengan senangnya dia bilang makasih, padahal yang pantes berterima kasih disini adalah gue, selaku pihak yang merasa 'dilindungi' (bukan hewan yang dilindungi loh, yak! :v).
Sejak hari itu, gue resmi jadi pacarnya. Yang kami ceritakan masih banyak kayak dulu. Mulai dari hal yang gak penting sampai misteri dunia yang belum terpecahkan. Kami bahkan pernah cerita tentang langit. Begitulah kami. Sama-sama introvert, sedikit teman. Di luar pendiam, di dalam cerewet ampun-ampunan.
Gue harap, orang yang sekarang mampu menemani dan mendukung gue dalam setiap langkah. Moga aja, orang ini dapat membuat gue belajar jadi lebih baik dan makin ngerti apa tujuan gue hidup.
Gue bersumpah, langkah ini akan gue lanjutkan. Apapun masalah yang ada di depan gue, gue gak akan gentar. Akan gue hadapi seluruh rintangan. Jalan terus adalah jawabannya!.

Baca Juga

0 komentar

Apa yang ada dipikiranmu?. Yuk, sharing bareng!. Komentar yang dikirim akan dimoderasi terlebih dahulu oleh tuan rumah. Silahkan sertakan link blogmu (jika punya). Terima kasih telah berkunjung! ♥