Bicara soal hidup berarti bicara soal hal yang rumit. Dalam hidup, kita dihadapi dengan banyak hal. Mulai dari aspek kehidupan hingga tahapan-tahapan kehidupan. Umumnya tahapan hidup yang kita harapkan dibagi menjadi beberapa tahap. Yaitu masa bayi, balita, anak-anak, pre-teen, remaja, dewasa muda, dewasa dan masa lansia. Dari semua tahap tersebut, tahapan yang paling sulit menurut kita biasanya tahap yang kita rasakan sekarang. Jadi secara garis besar, semua tahapan kehidupan memang sama sulitnya. 

Ambil contoh, waktu kecil dulu, gue merasa hidup gue sulit karena gue adalah anak yang agak lambat dalam belajar. Jadi, butuh kesabaran ekstra untuk Mama buat mengajarkan gue sampai bisa. Hal ini lah yang kadang bikin guru gue jadi kurang sabar. Begitu masuk masa remaja, pandangan gue mengenai masalah yang membuat hidup gue sulit bergeser. Gue merasa mulai dikekang karena sering dilarang untuk melakukan hal ini-itu. Karena masa itu bertepatan dengan masa rebel, gue pun melakukan beberapa 'perlawanan' dalam menghadapi masalah-masalah yang muncul dalam hidup gue. Sebut saja ngambek, menjalankan perang dingin dengan diem aja selama seharian dan juga keluar rumah secara tiba-tiba. 

Lantas, kalau hidup banyak masalah, apa kita harus bersedih? Jawabannya gak perlu. Justru menurut gue, kita patut dan layak untuk berbahagia karenanya. 

Berdasarkan beberapa pengalaman yang gue rasakan serta cerita dari orang-orang yang ada beberapa alasan untuk tetap menjalani hidup dengan bahagia. Diantaranya:

Sejatinya, hidup adalah ruang kita untuk belajar. Mungkin beberapa masalah yang kita alami dalam hidup adalah hal yang membawa kita buat belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik di tahapan kehidupan selanjutnya. 

Batu kerikil akan selalu menghadang di jalan kehidupan kita. Baik di tanjakan, maupun di turunan sekalipun. Semuanya membuat kita semakin tegar berdiri dan semakin semangat untuk mencapai titik akhir.

Bisa jadi kita semakin belajar buat merencanakan segala hal dengan baik. Terutama dalam menghadapi masalah yang sama dan serupa.  Dari masalah yang lalu, kita bisa membangun strategi baru yang lebih cerdas dan apik. Ingat kan peribahasa 'Banyak Jalan Menuju Roma?". Iya, kalau ada banyak masalah, akan selalu ada banyak cara juga untuk menyelesaikannya.

Adanya masalah kadang bikin kita sedih, marah, sampai kadang ngerasa kehilangan arah. Sampai gak tahu harus melakukan apa lagi untuk menyelesaikannya. Uniknya, dengan berbagai emosi negatif tersebut, kita justru dapat terus mendekatkan diri sama Tuhan. Lalu pelan-pelan kita menjadi sadar bahwa ternyata ada banyak hal kecil yang harusnya disyukuri. Seperti otak yang masih berfungsi normal, langit yang cerah saat kita bangun, udara yang sejuk dan lain sebagainya.  

Secara garis besar, cara untuk berbahagia dalam masalah ini pasti bakal berbeda buat setiap orang. Tapi dalam hal ini, gue akan menuliskan versi gue. Berikut pembahasan lengkapnya:

Mengalami quarter life crisis? Patah hati? Punya masalah dalam hal hubungan atau keuangan? Rayakan aja! Anggaplah semua masalah yang terjadi adalah bumbu hidup. Sekalipun banyak masalah, baiknya kita tetap melihat siapa diri kita. Walaupun banyak masalah, kita masih bisa berdiri. Masih bisa jadi diri sendiri, masih bisa dianggap aneh sampai 'impresive' sama orang-orang. Jadi, rayakanlah. Dalam hal ini, kita semua diberikan kebebasan. Intinya, majulah. Berbahagialah dalam hidup dan hiduplah dengan kebahagiaan.

Setiap orang punya pola pikir dan prinsip dasar yang berbeda-beda. Untuk itu, coba deh buat menyelesaikan masalah-masalah itu dengan cara unikmu sendiri. Gak perlu buru-buru, yang terpenting adalah terselesaikannya masalah tersebut. Namun dalam melakukannya, pastikan cara itu sesuai dengan masalah yang kita hadapi. Selain itu, telaah juga keefektifan cara tersebut. Jangan sampai hal itu justru menyebabkan masalah baru. 

Cara ini mungkin tersengar cukup klise dan bahkan sulit bagi orang-orang yang (hampir) depresi. Sebesar apapun masalahnya, ingatlah kalau semuanya bakal baik-baik saja. Terutama kalau kita menghadapinya dengan kepala dingin. Kita boleh banget mencoba tenang dengan melakukan beberapa kegiatan detoks dan rileksasi loh. Kayak mewarnai, menggambar, yoga sampai dengerin podcast meditasi. Jika memungkinkan, buat lah ambience ruangan terasa makin rileks dengan dekorasi atau aroma esens tumbuhan alami yang bikin pikiran makin tenang. 

Memang, di era yang sekarang, punya media sosial kayaknya jadi hal yang wajib. Media sosial bisa jadi sarana buat mencari hiburan. Tapi, gak jarang juga, media yang satu ini justru jadi penyebab stres. Terutama jika kita ada di usia 20-an. Di mana beberapa orang mungkin sudah menggapai hal yang kita sebut dengan 'kesuksesan'. Akhirnya, begitu melihat mereka posting soal pencapaiannya, kita jadi agak insecure. Dampaknya, kita jadi membandingkan masalah orang lain dengan yang kita alami. Lebih parahnya lagi, mungkin kita merasa kalau masalah kita adalah yang 'terberat'. Kalau sudah begini, sebaiknya istirahat dulu dengan semua yang ada di media sosial. Biar nantinya gak semakin kepikiran. 

Adanya masalah di hidup kita adalah hal yang sangat wajar. Meski begitu, berbahagia dan bersyukur karenanya adalah hal yang perlu. Karena masalah sifatnya menguatkan dan membangun. Untuk (tetap) berbahagia dalam menghadapinya, masing-masing dari kita mungkin punya cara yang unik. Salah satunya dengan merayakan dan menyambut masalah itu dengan hangat. Bisa juga dengan rileksasi dan mengistirahatkan diri dari medsos. Apapun pilihanmu dalam menghadapi masalah, jangan lupa untuk berbahagia ya, introver. Antoine de Saint-Exupéry pernah menulis, "hal yang paling menarik dari sebuah gurun pasir adalah sumur misterius yang ada di dalamnya". Maka dalam masalah, hal yang paling menarik ialah hikmah indah yang bisa kita ambil. Selamat merayakan masalah yang ada!