Ngobrol dengan yang lebih tua.
[GOOGLE.COM]
Sebagai generasi milenial, kita yang introver terkadang akan merasa lebih percaya diri kalau ngomong sama yang seumuran dan sepantaran. Topik yang dibicarakan bakal lebih mudah nyambung karena 'kesamaan zaman'. Beda halnya kalau kita ngobrol sama orang dewasa yang lebih tua. Bapak-bapak atau ibu-ibu yang udah berada di usia pertengahan. Mungkin kita bakal minder karena perbedaan umur yang jauh atau topik yang dibicarakan. Tapi, ada juga sebagian introver milenial yang lebih suka untuk ngobrol sama orangtua karena merasa dirinya kurang update tentang hal yang sifatnya kekinian. Mungkin, gue adalah salah satu contohnya.
Beberapa hari yang lalu, iseng-iseng melakukan survei di akun Facebook pribadi gue. Dari 12 temen gue yang berpartisipasi, 75% diantaranya mengaku menghindari ngobrol dengan bapak-bapak dan ibu-ibu karena beda topik. Sedangkan yang lainnya menghindari obrolan karena perbedaan usia. Hal ini semakin menarik bagi gue karena fakta mengatakan bahwa memang anak milenial agak susah untuk nyambung kalau ngomong dengan yang lebih tua.
Waktu SMP, gue adalah anak yang kurang gaul. Teman gue di sekolah dikit. Jalan, hang out bareng temen juga jarang. Gue lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Main game, nulis, main sama adik dan sepupu, dan lain-lain.
Kebiasaan mendekam di rumah itu keterusan sampai gue duduk di masa SMA. Gue jarang bergaul sama tetangga yang seumuran. Gue justru merasa minder sama mereka, soalnya gue bukan tipe yang up to date. Yang kalau ada hal baru bakalan tahu.
Waktu itu, ada ibu jamu yang sering datang ke rumah gue. Dia nawarin baju. Selain dia, ada juga ibu-ibu lain yang datang. Hal ini karena diem-diem, Mama gue lebih gaul ketimbang gue.
Kedatangan ibu-ibu itu buat ngobrol sama Mama gue, bikin gue kepo. Perlahan-lahan, gue yang tadinya doyan mendekam di kamar, begitu ibu-ibu itu datang, gue jadi ikut nimbrung. Sejak saat itu, gue mulai bergaul dengan ibu-ibu sekomplek.
Menurut gue, ngobrol sama orang tua bukan hal yang buruk atau membosankan.
Berhubung karena teman gue yang sepantaran gak begitu banyak, ngobrol dengan orang adalah hal yang menyenangkan. Dari sana, gue dapat banyak belajar dan memperbaiki diri untuk masa depan. Tapi masih banyak alasan lain kenapa ngobrol sama para orangtua itu asyik. Sampai sekarang pun pikiran itu masih gak berubah.Penyebab umum milenial menghindari pembicaraan dengan orangtua
Selain beda topik dan umur, berikut adalah alasan kenapa milenial menghindari pembicaraan dengan orangtua (berdasarkan pengamatan yang gue lakukan secara diam-diam):
- Ngobrol dengan orangtua identik dengan menggosip
Banyak milenial yang berpikiran kalo orangtua, khususnya ibu-ibu banyak ngobrolin tentang gosip. Entah tetangga atau selebriti yang mondar-mandir di layar kaca. Memang sebagian ada orangtua yang ngobrolin tentang hal itu, namun, kita bisa menjauh kalau kita kurang suka dengan gosip yang dibicarakn tersebut.
- Mereka membahas hal yang 'terlalu pribadi'
Terkadang, saking dalamnya kita ngobrol sama orangtua, kita membagikan hal-hal pribadi kepada mereka. Gak jarang juga, para orangtua kelepasan dalam membagikan pengalaman pribadinya. Hal ini wajar terjadi, karena yang seperti itu udah merupakan biasa dalam dunia orangtua. Tapi, kita belum terbiasa, karena kita belum mencapai usia mereka. Makanya, seringkali, kita yang anak milenial menganggap percakapan yang terlalu pribadi tersebut merupakan hal yang gak pantas untuk diumbar.
Alasan kenapa kita harus nyoba ngobrol dengan orangtua
Berikut ini alasan-alasan kenapa kita harus nyoba ngobrol dengan yang jauh lebih tua versi gue:
- Mereka bakal cerita tentang pengalaman mereka
Pertama kali nimbrung sama ibu-ibu tersebut, gue merasa kurang bisa menyesuaikan diri juga. Tapi, begitu tahu hal yang mereka omongin ada manfaatnya, gue langsung suka. Salah satu hal yang menarik adalah ketika para ibu-ibu itu curhat mengenai kehidupan rumah tangganya. Tentang hal yang terjadi di rumah dan segala solusi permasalahannya. Meski kedengarannya kayak membuka 'aib' mereka sendiri, tapi hal ini bisa jadi pelajaran buat kita. Kita jadi tahu bagaimana kita bakal bertindak sebagai istri, suami dan orangtua nantinya. Gue juga suka saat mereka bercerita tentang karier dan pendidikan mereka, yang dulu maupun yang sekarang. Apa yang udah mereka raih dan rasakan, bisa jadi menaikkan motivasi kita dalam mengejar mimpi.
- Mereka bakal bertanya tentang kita dan apa yang kita tahu
Bukan cuma bercerita, mereka juga bakal bertanya ke kita. Tentang diri kita ataupun hal yang kita tahu. Bagi kita yang perempuan, meski pengalaman ibu-ibu sudah lebih banyak dari kita, tapi gak menutup kemungkinan mereka bakal kepo tentang kita. Misalnya tentang resep masakan yang kita tahu, atau tentang keluarga kita. Beberapa waktu lalu, hal ini gue rasakan secara nyata, seorang tetangga, temen Mama gue bertanya ke gue soal resep masakan, meskipun dia udah jago dalam membuat banyak masakan. Hal ini membawa manfaat buat kita juga loh. Kita jadi dapat memperoleh pahala karena udah membagikan apa yang kita tahu, dan juga bisa jadi nantinya hubungan mereka akan lebih dekat lagi. Kita gak bakal tahu, bisa jadi diangkat jadi mantu suatu saat kita butuh mereka lagi. Selain itu, kita juga bisa lebih mengenali diri kita yang seutuhnya.
- Mereka bakal membagi pengetahuannya
Terkadang, mereka dengan spontan kasih tau kita hal yang belum pernah kita tahu sebelumnya. Bisa jadi juga mereka cuma memberitahukan hal itu ke kita. Misal, tentang sebuah perusahaan yang lagi ngebuka lowongan kerja. Kebetulan, kita lagi butuh banget pekerjaan. Orangtua umumnya punya koneksi yang lebih luas dari kita karena mereka duluan lahir. Banyaknya koneksi itulah yang bikin mereka tahu banyak hal. Meskipun pada zaman mereka, teknologi gak secanggih sekarang ini.
- Mereka akan menjawab pertanyaan kita
Sewaktu kita ngobrol dengan mereka, mungkin ada satu hal yang gak kita pahami. Asal kita sendiri gak malu-malu untuk bertanya. Misal, kebetulan kita lagi asyik nonton televisi bareng mereka. Kebetulan, di acara televisi itu, topik bahasannya kurang kita mengerti karena bahasa yang dipakai terlalu tinggi. Para orangtua tentunya lebih banyak tahu dari kita. Karena mereka hidup di zaman di mana bahasa tinggi masih banyak dipakai atau mungkin karena mereka banyak memakai kata tersebut di dunia kerjanya.
- Mereka bisa membantu kesulitan kita
Saat dalam keadaan sulit, tangan mereka gak jarang bisa membantu kita. Hal ini biasanya berguna banget buat kita-kita yang merantau atau ngekos, atau mungkin, pas orangtua kita lagi gak ada di rumah. Waktu SMA dulu, kadang Mama gue pergi saat gue masih sekolah. Sehingga pas pulang, gue gak bisa masuk rumah karena kunci rumah dibawa Mama. Seorang Ibu tetangga, yang lumayan dekat sama gue karena sering ngobrol, langsung nawarin gue buat makan di rumahnya. Katanya, itung-itung nungguin Mama. Dengan senang hati, gue terima tawaran itu. Lihat kan?. Ngobrol sama orangtua ternyata banyak manfaatnya buat kita!.
Tips ngobrol sama orang yang jauh lebih tua
Ini dia nih, tips untuk kita yang masih bingung buat ngobrol sama yang jauh lebih tua:
Semua manusia, suka banget yang namanya dihargai dan dianggap ada di lingkungan. Sama kayak kita, para orangtua juga suka banget kalau kita memperhatikan apa yang mereka bilang. Sekali mereka memperhatikan, mereka bakalan lebih pede untuk cerita lebih banyak. Maka, makin banyak juga pembelajaran dari mereka yang bisa kita dapat. Ini lah kenapa memperhatikan itu adalah hal yang penting, guys!,
Jangan takut untuk bertanya
Pengalama kita yang jauh lebih muda mungkin lebih sedikit dari mereka. Selain itu, pengetahuan kita juga mungkin lebih sedikit. Untuk itu, baiknya kita jangan ragu untuk bertanya langsung apa yang gak kita ketahui ke mereka. Supaya nantinya, pengetahuan kita bisa sebanding sama mereka. Bagusnya lagi, pengetahuan itu juga bisa kita bagi ke otang lain. Teman, contohnya.
Jawablah dengan jujur jika ditanya
Jujur adalah salah satu kunci agar komunikasi berjalan dengan lancar. Semua orang gak bisa kita pungkiri, pasti bakal suka sama orang yang jujur ketimbang yang suka berbohong, Iya kan?. Makanya, kita perlu buat menerapkan karakter yang satu ini. Terutama ke para orangtua. Misal, suatu saat seorang tetangga yang sepantaran dengan orangtua kita bertanya tentang masalah handphone-nya yang bermasalah. Meski kita lebih muda, tapi mereka percaya pada kita karena di zaman kita ini teknologi udah canggih dan semua serba cepat. Jawaban jujur dari kita juga bermanfaat buat mereka, loh. Karena pada hakikatnya semua manusia gak sempurna dan perlu yang namanya belajar.
Jujur adalah salah satu kunci agar komunikasi berjalan dengan lancar. Semua orang gak bisa kita pungkiri, pasti bakal suka sama orang yang jujur ketimbang yang suka berbohong, Iya kan?. Makanya, kita perlu buat menerapkan karakter yang satu ini. Terutama ke para orangtua. Misal, suatu saat seorang tetangga yang sepantaran dengan orangtua kita bertanya tentang masalah handphone-nya yang bermasalah. Meski kita lebih muda, tapi mereka percaya pada kita karena di zaman kita ini teknologi udah canggih dan semua serba cepat. Jawaban jujur dari kita juga bermanfaat buat mereka, loh. Karena pada hakikatnya semua manusia gak sempurna dan perlu yang namanya belajar.
Perhatikan intonasi dan kata yang dipakai
Dalam berinteraksi, tentunya kia perlu memperhatikan dengan siapa kita melakukannya. Hal ini biar nantinya kita bisa menyesuaikan, harus gimamna kita ngomong. Dengan nada gimana juga kita bakal bicara. Ngobrol dengan paruh baya tentunya gak sama kalau kita ngobrol sama yang sepantaran.
Ikuti topik yang lagi dibicarakan
Dalam berinteraksi, tentunya kia perlu memperhatikan dengan siapa kita melakukannya. Hal ini biar nantinya kita bisa menyesuaikan, harus gimamna kita ngomong. Dengan nada gimana juga kita bakal bicara. Ngobrol dengan paruh baya tentunya gak sama kalau kita ngobrol sama yang sepantaran.
Ikuti topik yang lagi dibicarakan
Agar nantinya kita gak ngerasa aneh karena salah topik, sebaiknya kita ikuti dulu topik yang mereka bicarakan. Kita yang introver mungkin bakal lebih banyak memperhatikan terlebih dahulu sebelum berbicara. Biasanya ini dilakukan biar nantinya kita bisa berbicara dengan baik. Dengan begitu, kita juga gak akan minder karena salah topik atau merasa gak cocok dengan apa yang dibicarakan.
2 komentar
kalau saya lebih senang ngobrol sama orang yang lebih tua. karena senang bisa belajar banyak dari mereka.
BalasHapustapi terkadang suka beda pendapat karena beda zaman juga kali yaa. hehehe.
terima kasih mba untuk sharingnya :)
Wah, sama dong, Mbak 😄. Aku juga gitu.
HapusIya, Mbak. Makasih juga udah berkunjung. 😉
Apa yang ada dipikiranmu?. Yuk, sharing bareng!. Komentar yang dikirim akan dimoderasi terlebih dahulu oleh tuan rumah. Silahkan sertakan link blogmu (jika punya). Terima kasih telah berkunjung! ♥