Menjadi penengah dalam konflik

oleh - April 07, 2018

Menengahi konflik.
[GOOGLE.COM]

Menjadi pendengar yang baik adalah salah satu kelebihan dari introver. Karena bicaranya sedikit saat diceritakan sesuatu si pembicara bisa betah ngobrol dengan orang introver. Mereka akan mendengarkannya sampai selesai. Tapi bagaimana kalau si pembicara juga minta tolong untuk membantu introver menyelesaikan masalah mereka?.
Gue adalah salah satu dari jutaan introver yang kadang ditunjuk buat memerankan si penengah dalam konflik. Mereka tahu kalo gue suka yang namanya mendengarkan cerita sekalipun yang panjang.
Sejak kecil dulu, gue adalah tipe yang susah menentukan siapa yang terbaik dari teman-teman akrab gue. Bagi gue, mereka sama baiknya, meski punya kekurangan masing-masing. Hanya segelintir memang dari mereka yang 'nempel' banget sama gue. Saat ada konflik antara kami, gue lebih sering menyalahkan diri sendiri ketimbang teman sendiri. Saking netralnya gue terhadap mereka. Bagi gue, semua orang sama, dan mereka juga punya keunikannya masing-masing.

Salah satu pengalaman menjadi seorang penengah yang paling gue inget ketika temen gue lagi konflik. Sekitar beberapa waktu lalu, dia tiba-tiba curhat, kalo hubungannya lagi retak. Gue yang gak tau apa-apa mencoba buat menggali alasan kenapa mereka (sempat) memutuskan buat menyudahi hubungan saat itu.
Gue gak ingat berapa lama, tapi hari-hari itu gue isi dengar terus ngobrol sama mereka. Gue adalah tipe yang kurang suka sama konflik. Jadi, kerasa aneh sendiri rasanya saat gue harus ngebantuin orang lain nyeselesain masalahnya. Semua keluh kesah gue dengarkan saat itu. Mereka ngedumel bahkan juga datar. Sampai bahkan pernyataan mereka yang masing-masingnya beda. Herannya, meski kepala ini pusing, gue tetap melanjutkan untuk membantu.

Menyelesaikan konflik orang terkadang lebih mudah

Pikiran itulah yang bikin gue tergerak untuk membantu dalam penyelesaian konflik orang lain. Selain keliatannya lebih mudah karena kita gak ngerasain langsung, kita juga bisa belajar dari sana. Belajar dari sikap orang yang kita bantu (entah dengan menjadi lebih baik atau menirunya). Juga, kita bisa belajar buat menerapkan cara penyelesaian yang kita pakai buat masalah pribadi kita. 

Saat introver jadi penengah

Berikut ini adalah sikap introver yang gak jarang terlihat ketika harus jadi seorang penengah:

Mereka akan mendengarkan dengan seksama

Menjadi pendiam dan tertutup membuat mereka menjadi pendengar yang baik. Sifatnya yang pendiam juga membuat tatapannya terus fokus kepada pembicara, sehingga pembicara gak perlu takut keluh kesahnya gak didengar oleh si introver. Hal ini juga memberikan keutungan tersendiri buat si introver, dengan tetap fokus, dia akan dapat membantu dengan baik. Kalau udah bisa membantu dengan baik, kemungkinan akan lebih banyak lagi masalah yang mereka atasi. 

Mereka akan mencoba memberi saran yang terbaik
Sebagai pemikir, introver bakal mengolah dulu solusi yang dia berikan buat orang lain. Hal ini juga mungkin karena sifat perfeksionis yang membuatnya takut salah. Faktor perasaan juga mempengaruhi mereka dalam menemukan solusi terbaik. Sehingga dalam proses ini, biasanya mereka membutuhkan waktu yang agak lama. Karena harus memilih-milih solusi yang sesuai dengan keadaan. Meskipun begitu, hasil solusinya bisa dipercaya, kok. Meski kadang juga bisa meleset, hehehe..

Mereka butuh waktu untuk dirinya sendiri 
Saat membantu orang lain, mereka juga butuh kesendirian dan ketenangan. Karena biasanya, mereka justru akan dapat banyak ide ketika sendirian. Otak mereka akan lebih aktif bekerja karena gak ada orang yang lihat. Kalau waktunya sudah tepat dan sesuai, maka solusi itu akan datang dengan sendirinya. 

Mereka akan terus mengamati
Karena disini mereka berperan dalam penyelesaian masalah, mereka akan terus mengamati. Dari awal kejadian masalah, sampai meredanya masalah itu. Bahkan kadang, mereka juga mengamati sikap teman yang dibantunya saat konfliknya udah selesai.

Tips saat menjadi penengah

Sama kayak menyelsaikan konlik diri sendiri, menyelesaikan konflik orang juga susah-susah gampang. Ini dia tips untuk kita yang introver saat jadi penengah:

Dengarkan mereka 
Apa yang mereka rasakan jelas penting dalam menyelesaikan konflik. Untuk itu, gak salah kalau kita mendengarkan keluh kesah dari kedua pihak yang lagi berseteru. Dari sini juga kita dapat memberikan meyesukaikan solusi.

Rasakanlah apa yang mereka rasakan
Karena hal ini sifatnya empatik atau pakai perasaan, kita akan lebih paham kalau kita merasakan apa yang mereka rasakan. Dengan membayangkan kalau diri kita ada di posisi mereka. Hal ini juga yang mendorong adanya solusi.

Jangan berpihak, cobalah jadi netral
Masalah yang ada punya kedua belah pihak, maka bagusnya kalau kita gak memihak sama salah satunya.Karena kemungkinan adanya konflik lanjutan bakal besar besar banget. Bisa aja nanti pihak yang gak kita dukung bawa-bawa warga sekampung karena ngerasa sikap kita sebagai penengah gak adil. Waduuuh, bisa tambah ruwet!.

Tetap tenang 
Meskipun konflik mereka terasa berat buat diselesaikan, sebaiknya kita menata pikiran biar tetap tenang, juga gak begitu terbawa suasana. Apalagi kalau kita sampai marah-marah saking pusingnya dengan masalah mereka. Duuh, jangan sampe ya.. Hal ini penting banget agar kita bisa terus berpikir positif bahwa semua konflik bisa diselesaikan.

Refleksikan sama diri sendiri 
Mencari sebuah pelajaran dari konflik orang adalah hal yang tercerdas dalam menyelesaikan konflik. Untuk itu, kita perlu refleksi diri, serta introspeksi diri biar kita tahu kesalahan yang penah kita buat. Maka kita bakal lebih semangat buat berubah di masa depan. 

Beri waktu untuk mencari solusi dan diri sendiri
Selain mendengarkan, jangan lupa waktu untuk mencari solusi dan diri sendiri, ya. Kita bebas memilih waktunya kapan aja. Misalnya, sambil mendengarkan keluh kesah, kita juga mencari solusi, biar gak makan waktu. Nikmati juga waktu sendiri, misal saat lagi ngeteh pas sore hari. Biar hati kita tetap nyaman dan tenang.

Kesimpulan

Meski sebenci apapun kita sama konflik, dalam hidup ini pasti kita pernah mengalaminya meski cuma sekali. Tapi karena kurang sukanya kita sama konflik, bisa jadi kita malah berjasa dalam penyelesaikan konflik seseorang. Selain itu, ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil buat diterapkan di kehidupan kita sendiri. Dan itulah hal yang paling indah dalam konflik!.

Baca Juga

0 komentar

Apa yang ada dipikiranmu?. Yuk, sharing bareng!. Komentar yang dikirim akan dimoderasi terlebih dahulu oleh tuan rumah. Silahkan sertakan link blogmu (jika punya). Terima kasih telah berkunjung! ♥