Introver: Blog VS Vlog

oleh - April 15, 2018

Buat introver, lebih baik Blog atau Vlog?
[GOOGLE.COM]

Punya banyak koleksi buku dan kaset cerita rakyat waktu kecil, membuat gue tergerak untuk terus membaca, apapun dan di manapun. Gue mengunjungi perpustakaan sekolah dan bahkan males mengembalikan buku yang gue pinjam (baca ceritanya disini). Gue juga mencoba buat menulis blog gue  sendiri dan menjadikannya sebagai buku harian online. Hal ini juga etrjadi karena gue ccenderung pemalu waktu disuruh tampil di depan umum,
Sama kayak diri gue yang makin hari makin tumbuh, zaman juga terus tumbuh dan berkembang. Kira-kira sejak gue masuk SMA dulu, mulai banyak orang-orang yang bikin video lucu di YouTube. Yang gue lihat juga, bikin vlog kayaknya lebih praktis ketimbang blog.
Dari sana, gue mulai terpikir, apa suatu hari dunia tulis menulis bakalan kalah sama dunia broadcasting?. Apa yang harus di lakukan para blogger introver buat nyaingin vlogger?. Pikiran ini lah yang kadang menghantui gue yang bercita-cita menjadi blogger.

Membaca dan menonton, keduanya emang sama-sama perlu menggunakan mata. Bedanya hanya objek yang kita lihat. Saat membaca sesuatu, yang kita liihat cuma tulisan-tulisan dan gambar yang gak bergerak. Oke, karena kita gak tinggal di dunia Harry Potter. Waktu menonton, objek yang kita lihat bergerak, juga ada suara tambahan. Karena daya tariknya yang audio-visual, dunia broadcasting lebih banyak diminati. Saat kita menonton sesuatu, kita juga gak perlu membayangkan dan mengimajinasikan lagi objek yang dibahas.

Lalu, manakah yang lebih cocok buat introver?

Pada dasarnya, semua introver adalah penulis yang baik. Mereka lebih gampang buat mengekspresikan diri dengan tulisannya. Hal ini mungkin karena hobinya yang membaca, dan juga kondisi lingkungan serta dirinya yang kurang percaya diri buat tampil di depan umum.
Ada banyak juga alasan kenapa menulis baik buat introver:

  • Menulis menyenangkan buat introver.
Menulis itu menyenangkan, karena gak ada lagi yang bakal mengomentarinya secara 'langsung' saat kita yang introver menyampaikan ide. Jadi, kita bisa menangkannya sesuka hati.

  • Introver sangat peduli dengan lingkungannya.
Sebagian besar introver perhatian pada lingkungannya, karena kita diberi kelebian dalam hal ini. Hal ini erat kaitanya sama cara berpikir kita yang dalam dan mendetail. Saat membuat keputusan, kita bakal berpikir panjang dan menerka reaksi lingkungan dulu. Kalau sudah yakin, baru deh keputusan itu diambil.

  • Introver pendengar yang baik.
Selain dengan mata, kita juga perhatian, mengamati dengan indera yang lain, yaitu telinga. Kita lebih suka mendengarkan apa yang ada di sekitar ketimbang berbicara. Informasi yang masuk itulah yang bisa kita jadiin buat ide tulisan.


  • Kesendirian adalah waktu terfavorit.
Menulis adalah pekerjaan yang bisa kita lakuin sendiri, tanpa harus pakai bantuan orang lain. Makanya, menulis ini cocok dijadikan sebagai kegiatan untuk mengisi waktu luang bagi introver.


  • Introver (merasa) kurang bisa mempengaruhi lewat kata-kata.
Karena malu tampil di depan umum, introver sering dinilai dan menilai dirinya kalau dia kurang bisa menyampaikan idenya dengan baik. Hal ini yang membuat introver banyak yang lebih memilih buat menulis ketimbang berbicara.



  • Menulis dapat membantu kita dalam merangkai kata-kata.
Saat tampil kita sering kehilangan kata-kata, maka dengan menulis kita bisa merangkai kata-kata dengan lebih baik. Kita juga gak harus mempersiapkan diri dalam menuliskan ide kita. 

Kemarin, di jam kosong perkuliahan, gue iseng melarikan diri ke perpus untuk membaca sebuah buku. Ketimbang waktu kosong gue terbuang percuma. Buku yang gue temukan adalah buku untuk menulis feature (berita ringan yang bernarasi) dan kolom di media massa. Judulnya Menulis untuk Dibaca: Feature dan Kolom karya Zulhasril Nasir, Ph.D. Buku itu berisi pembahasan detail mengenai tips dan cara-cara untuk menulis feature (atau apapun bagi pemula). Dari buku itu, gue melihat bahwa sang penulis menyamaratakan semua bentuk tulisan, baik berita, blog sampai fiksi.

Keuntungan menulis

Berikut ini adalah keuntungan menulis (bagi wartawan) yang gue dapatkan dari buku tersebut:

  • Terbiasa menulis panjang.
"Makin banyak praktik, maka makin bagus", sejak sekolah dulu, kita udah sering banget mendengar kata-kata ini. Emang gak bisa dipungkiri, kata-kata ini selalu berlaku buat setiap hal yang kita tekuni. Sama juga kayak menulis. Dengan makin sering menulis, lama-lama kita akan terbiasa buat menulis panjang.

  • Bercerita secara sistematis dan logis.
Saat menulis, organ dalam tubuh kita yang paling aktif adalah otak, yang mengatur segala koordinasi tubuh. Gak kayak saat kita bicara, waktu menulis, kita boleh-boleh aja memberi jeda dalam kata-kata yang kita rangkai. Selama apapun itu. Jadi kita bisa menceritakan ide secara lebih logis dan teratur. Kalau pas bicara begitu juga, mungkin kita bakal gak enak sama orang yang ngajakin kita ngomong. Dia bakal merasa gak diqdengar, karena kita lambat merespon atau lama mikirnya.

  • Selalu kaya dengan kata-kata dan pandai berbahasa.

Menulis itu gampang-gampang susah, karena kita harus bisa membuat orang lain mengerti sama hal yang gak dilihatnya langsung. Kita perlu membuat pembaca kita paham dan ngerti apa maksud tulisan kita. Makanya, kita lerlu kata-kata lebih banyak buat menggambarkannya. Secara gak langsung, menulis bikin kita makin kaua akan kata-kata. 

  • Mendorong minat untuk menulis kolom, buku dan fiksi.

Sekali mencoba menulis, pasti kita bakal ketagihan. Menyenangkan bukan kalau bisa menuangkan ide kita dengan baik?. Kalau aktivitas ini kita terusin, kita bakal termotivasi buat menilis dan terus menulis. Bahkan mungkin aja kita menjadikannya sebagai pekerjaan tetap.

Di sisi lain.. 

Inilah kira-kira manfaat yang bakalan kita dapetin kalau nyoba buat vlog

  • Bisa dijadikan hobi baru
Buat introver yang mungkin bosen dengan menulis, vlogging ini bisa dijadikan hobi baru, loh. Memulainya juga gak perlu ribet. Kita bisa menggunakan gadget buat mencobanya.

  • Karier online
Zaman sudah modern dan semakin mudah buat kita mendapatkan informasi. Begitu juga soal karir, vlogging ini menjanjikan, sama halnya seperti blogging.

  • Membangun kepercayaan diri
Melalui vlogging, kita yang introver juga bisa belajar menyampaikan ide kita secara langsung melalui lisan. Waah, seru banget, ya!.

  • Bisa jadi selebnet (seleb internet)
Perkembangan internet yang melesat, melahirkan selebnet-selebnet yang keberadaannya bisa nyaingin selebriti terkenal. Sebut aja selebtweet dan selebgram, juga youtuber. Mereka terkenal lewat konten yang dibuat. Dengan menjadi vlogger, kita juga punya kesempatan yang sama kayak mereka, loh.

  • Ampuh buat menghilangkan kecemasan
Introver terkenal dengan kepribadiannya yang tertutup. Setiap ada masalah, dia gak langsung menceritakannya ke orang banyak. Makanya mereka cenderung rentan mengalami kecemasan. Ternyata, vlogging ampuh untuk mengatasinya loh, guys!. 
  • Membangun koneksi
Dengan buat vlog, secara gak langsung kita telah membangun koneksi dengam audience. Dari sana, kita juga bisa menjalin simbiosis mutualisme (kerjasama) sama vlogger lain.

Jadiii...

Kira-kira begini deh, perbandingan singkat antara vlog dan blog buat introver berdasarkan pengamatan gue:
  • Blog lebih cocok buat introver yang udah nyaman sama dirinya yang tertutup dan lebih berani ngungkapin ide pake tulisan.
  • Sedangkan vlog cocok buat introver yang mau keluar dari zona nyaman dan pengen belajar ngomong.

Kesimpulan

Antara blogging dan vlogging emang memiliki tujuan yag sama, yaitu menyajikan hal unik buat audience. Buat kita yang introver, keduanya sama-sama asyik dan bisa cocok sama kita kok. Asal kitanya juga serius. Semangat berkreasi!.

Sumber:

  • https://chrisguillebeau.com/writing-and-speaking-for-introverts
  • whttps://introvertdear.com/news/7-reasons-why-introverts-are-good-at-writing/
  • http://vlogging.pk/benefits-of-vlogging/



Baca Juga

4 komentar

  1. baca tulisan kamu aku malah jadi inget ade aku yang cowo. :)
    ade aku yang cowo itu introvert banget, tapi dia ga suka baca. dia anaknya lebih ke introvert tapi lebih ke kinestetik gitu. klo blog dia kurang suka karena emang dasarnya ga doyan baca. dia justru lebih suka pake medium vlog buat kreativitasnya dia.

    sedangkan aku, aku tipenya lebih ke ambivert sih, tapi aku ga terlalu pede di depan kamera dan lebih nyaman di blog. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Adeknya Mbak unik juga yaa.. 😄.
      Iya, Mbak.. Apapun mediumnya, kita tetap bisa berkreasi kok.. 😊

      Hapus
  2. Kalau saya suka menulis dan public speaking, tapi sekarang lebih memilih blog ketimbang vlog karena waktu ngedit videonya nggak ada. Ngedit video 10 menit bisa sehari. Sedangkan ngeblog 3 jam aja bisa dapat dua artikel panjang. :D salam kenal ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya juga ya, Mbak.. Kalau menulis kita tinggal ngutarain langsung aja yang kita rasa. Ngeditnya juga gak makan banyak kayak video, yaa.. 😄.
      Salam kenal juga, Mbak.. 😊

      Hapus

Apa yang ada dipikiranmu?. Yuk, sharing bareng!. Komentar yang dikirim akan dimoderasi terlebih dahulu oleh tuan rumah. Silahkan sertakan link blogmu (jika punya). Terima kasih telah berkunjung! ♥