Dunia ini gak pernah datar. Dunia ini, selalu menyimpan cerita menarik bahkan juga misteri-misteri yang belum pernah berhasil dipecahkan oleh manusia. Gak bisa kita pungkiri, sebenarnya di dunia ini banyak banget hal yang bisa menarik perhatian kita. Sebut saja, berita-berita yang ada di TV, video baru dari youtuber favorit kita. Namun, ketertarikan manusia itu cenderung terbatas. Nah, salah satu hal yang membatasi ketertarikan ini ialah jenis kepribadian.

Hal itu juga berlaku sama gue selaku orang  introver. Waktu kecil, gue gak begitu suka dengan hal-hal yang terlalu cewek banget. Itulah sebabnya, orangtua gue terkadang ngebeliin gue mainan yang unisex, alias biasa dimainkan sama anak cewek maupun anak cowok. Jadi ketika anak-anak cewek seumuran gue terus-terusan main boneka-bonekaan sebagai permainan wajib, gue main permainan yang 'campuran'. Gue main gasing Bayblade, mobil-mobilan,laser, balok-balokan, dan permainan 'netral' lainnya.

Karena gue saat itu sulit buat menghafal ABC dan belajar membaca, saat TK, orangtua gue mulai membelikan gue buku cerita. Buku-buku cerita yang masing gue ingat sampai sekarang ialah Putri Duyung, dan juga cerita Burung Kasuari dari Papua. Waktu gue kecil dulu, orangtuague berlangganan majalah AyahBunda. Saat itu, di tiap edisinya ada bonus komik tokoh bebek yang gue lupa namanya. Orangtua gue juga sering ngebeliin gue kaset, entah kaset lagu ataupun dongeng-dongeng anak-anak. Sebut saja kisah Raja Abrahah dan Pasukan perangnya, kaset dongeng Nusantara hadiah dari susu Dancow, dan banyak kaset pengetahuan lainnya. Orangtua gue juga membelikan gue majalah Bobo. Makanya, saat itu, rumah gue penuh dengan buku-buku.

Begitu gue beranjak besar dikit, sekitar kelas 5 SD, gue berpartisipasi jadi anggota perpustakaan sekolah. Hal yang paling gue sukai saat itu adalah ketika gue piket, gue bisa baca buku di sana, dan juga membawanya pulang. Gue ingat, gue pernah bawa komik remaja ke rumah. Suatu hari, gue punya kesempatan buat membawa pulang satu dongeng bahasa Inggris yang bercerita tentang kehidupan para peri. Gue membacanya di rumah, tapi begitu tiba waktunya pengembaliannya, gue gak menggembalikannya sampai gue hampir lulus SD!. Denda telat pengembalian perharinya dulu Rp. 500,-, jadi orangtua gue harus membayar puluhan ribu ke sekolah hanya untuk itu. Sialnya, begitu gue duduk di bangku SMP, hal itu kembali gue ulangi. Begitu juga pada saat gue SMA, tagihan perpustakaan gue melonjak gara-gara gue enggan mengembalikan buku. Gue melakukan itu bukan tanpa alasan, tapi karena menurut gue buku-buku itu begitu menarik dan bisa mengubah dunia gue.

Semakin gue tumbuh, rasa cinta gue terhadap membaca, semakin tumbuh. Gue masih tetap suka membaca buku hingga sekarang. Karena zaman udah canggih juga, membaca gak harus lagi gue lakukan dengan buku, namun juga artikel-artikel dan webtoon yang ada di internet.

Selain bisa menambah wawasan kita, membaca juga bisa membuat kita terpacu untuk berkarya. Tapi, ketertarikan introver, bukan hanya itu aja. 

Mencium aroma buku dan kertas-kertas, menggeser-geser handphone saat membaca artikel di internet, wah, bagi introver, hal itu adalah hal yang menarik. Dengan membaca, kesendirian sang introver bakalan lengkap dan lebih bermanfaat. Meski jarang bergaul, buku membuka matanya tentang dunia, sehingga mereka gak bakalan ketinggalan informasi alias kudet. Mereka adalah tipe yang kelihatan diam namun begitu peduli di dalam, jadi membaca membuatnya begitu dekat dengan apa yang menjadi fokusnya. 

Saat orang yang diajaknya bicara semakin sedikit, maka itu makin bagus. Introver akan mengeluarkan segala pendapatnya dan membicarakan buah pembicaraan dengan dalam. Tuntas, sampai ke akar-akarnya. Hal ini adalah akibat dari pemikirannya yang begitu dalam terhadap sesuatu. Saat sudah tertarik sama sesuatu, mereka bakal terus mencari tahu dan mempelajari dengan dalam. Makanya, saat disuruh membicarakan suatu topik, mereka mampu membahasnya dengan dalam, apalagi kalau itu adalah topik kesukaannya.

Seringkali, kita melihat introver di lingkungan kita sebagai kaum yang tersudut. Ya, kita yang introver tentu pernah  merasakannya. Begitu mindernya kita saat ada di lingkungan yang rata-rata orang ekstrover yang pintar bicara. Kita akan memilih untuk tetap diam karena minder. Namun, dengan diam dan minder itu, tanpa kita sadari, meskipun kita iri, kita sebenarnya tertarik untuk menjadi diri sendiri. Introver dilahirkan menjadi pribadi yang pendiam, maka diam adalah cara natural kita untuk bersikap. Begitu juga ketika memutuskan untuk menjadi orang lain, meskipun meniru, kita tetap menyesuaikannya dengan diri kita. Karena kita merasa, itulah karunia Tuhan.

Menyendiri adalah rutinitas kesukaannya. Jadi hal yang menurutnya pribadi adalah kesukaannya. Segala tentang dirinya, perasaaannya, jalan pikirannya, dan caranya menyelesaikan masalah. Mereka adalah orang yang haus akan 'me time'. Namun, mereka juga tertarik kok, sama hal pribadi milik orang lain. Dan merekaa juga akan mampu menghormatinya. Mereka akan dengan senang hati mendengarkan hal yang bersifat rahasia dari siapapun. Mereka adalah tipe yang pandai berkomitmen, untuk itu rahasia seseorang bakal dijaga dengan baik olehnya;

Introver adalah tipe manusia yang kreatif. Untuk itu, mereka akan mengerahkan kemampuannya untuk terus berkarya. Mereka akan mencari peluang yang ada. Karena itu lah, mereka akan cenderung menciptakan sesuatu yang unik, bahkan belum pernah dipikirkan oleh banyak orang sebelumnya. Begitu juga pada diri seseorang, mereka akan tertarik pada orang yang memiliki kepribadian yang unik.

Introver tertarik dengan menulis

Kesimpulan

Referensi:

• https://dreamerrambling.wordpress.com/2013/12/08/what-introverted-women-are-attracted-to/
• https://psych2go.net/10-interesting-facts-introverts/
• https://www.quora.com/What-are-some-activities-or-interests-that-introverts-tend-to-prefer-Are-there-certain-genres-of-music-they-prefer