Berdamai dengan konflik

oleh - Maret 09, 2018



Konflik. Salah satu hal yang dihindari oleh banyak orang, terutama bagi mereka yang sudah ada di dunia kerja, Begitu juga dengan kita, para introver, yang sifatnya memang pendiam. Introver bukan tipe orang yang bisa bertindak secara 'agresif' di segala situasi.
Pengalaman terbesar gue dalam menghadapi konflik ialah tahun lalu. Gue masih duduk di bangku semester 4 dunia perkuliahan. Waktu itu, kami diberi tugas oleh dosen di salah, yakni presentasi. Beruntung, kami diberikan waktu pengerjaan yang cukup panjang. Sekitar satu bulan. Karena waktu itu temen-temen gue (yang seangkatan) udah pada punya kelompok, gue akhirnya berkelompok dengan para senior. Kami ngerjain tugas bertiga. Kami berbagi tugas. Salah satu kakak kelas negejain makalah bareng gue, yang lainnya ngerjain PowerPoint.
Si Kakak yang tugasnya sama sama gue kemudian ngajakin gue buat ngerjain bareng di kosannya. Berminggu-minggu kemudian, waktu pengumpulan semakin dekat. Si Kakak nanya waktu itu gue simpan file jadinya dimana. Setelah gue kasih tahu, dia bilang gak ada. Kebetulan, waktu itu si Merah laptop kesayangan gue lagi sakit. Jadi, gue gak bisa ngerjain tugas itu. Begonya gue, adalah terus-terusan menunda kerjaan itu, padahal ada handphone sebagai gantinya.
Jadilah, begitu pengumpulan, tugas kami kurang lengkap. Dan terpaksa harus telat ngumpulin. Diwaktu tambahan itu, gue juga masih kebingungan karena laptop gue gak ada. Begitu gue kumpulin tugasnya, mereka keliatan kecewa. Karena gak sesuai ekspektasi. Salah satu senior laporin gue ke dosen dengan tuduhan gak ngerjain tugas. Dan dampaknya, nilai gue jelek karena gue kurang bisa berkomunikasi dengan baik sama mereka dan juga dosen tersebut.

Sikap introver saat ada konflik


Meski ingin menyelesaikan, introver memilih untuk diam saat konflik

Mulut introver akan banyak terkunci dan mereka bakalan diam. Tapi otaknya bekerja lebih aktif saat mengalami konflik. Mereka adalah tipe yang beripikir dulu sebelum bertindak. Makanya, mereka juga banyak berpikir mengenai tindakan untuk menghadapi konflik dan dampak yang akan terjadi kedepannya. Saat keputusan sudah dipilih pun, terkadang mereka memilah-milah karena khawatir kalau tindakannya malah mempertajam konflik. Mereka juga diam untuk mengamati keadaan.

Introver butuh waktu dan ruang 

Saat ada konflik, mereka akan membutuhkan waktu untuk sendirian. Mungkin di tempat ramai, mereka terlihat biasa saja dan tegar saat terjadi konflik. Tapi, begitu sendirian, mereka bagai rapuh. Terus-terusan memikirkan konflik. Di sisi lain, mereka juga belum mau menghubungi orang yang sedang konflik dengannya. Pada kondisi inilah, orang sering salah paham terhadap sang introver. Mereka akan mengira kalau introver gak mau menyelesaikan masalahnya. Mereka hanya butuh waktu agar pikirannya dan energinya kembali pulih, setelah itu, mereka akan kembali menyelesaikan konflik itu.

Mereka lebih suka menyelesaikan masalah lewat teks

Sama seperti biasanya, dengan teks, pikiran mereka akan lebih plong dan lega. Segala yang ada dipikirannya akan mudah untuk dikeluarkan. Terutama pada saat suasana konflik sedanng 'memanas'. Mereka akan menyatakan perasaannya terang-terangan secara jujut lewat teks. Bukan, ini bukan karena mereka pengecut, namun cekcok lewat mulut adalah hal yang kurang nyaman bagi mereka. Mereka hanya ingin main aman. Maka gak heran, saat orang yang sedang berkonflik sama dia nelfon, dia akan memilih untuk mengabaikannya, atau  menanggapi dengan banyak diam. 

Mereka akan merespon dengan singkat

Satu lagi hal yang bikin salah paham saat terjadinya konflik di antara introver dan temannya. Respon singkat ini bisa jadi gak cuma terjadi saat mereka marah, namun juga saat dia merasa dibenci orang. Respon singkat ini akibat dari sifat bawaan mereka yang memang pendiam dan kalem karena punya asetiklonin yang lebih. Namun alasannya bisa macam-macam. Entah karena mereka sedih, takut, merasa bersalah, marah berat, gak mau diganggu, pengen menghindari konflik lanjutan, pengen diem aja, atau karena alesan yang lainnya. 

Apa yang bisa dilakukan introver saat menghadapi konflik?

Tenang aja, beberapa hal ini mungkin bisa kalian lakukan:

Amati dulu keadaan dengan diam

Karena kita adalah tipe manusia yang pendiam dan susah menyatakan perasaan dengan langsung, maka mengamati adalah pilihan yang bagus banget. Amati keadaan sekitar saat kalian mengalami konflik. Gunakan mata dan telinga kalian untuk mendeteksi keadaan. Selain aman, mengamati dengan diam juga bisa mngurangi kemungkinan adanya konflik lanjutan, loh. Kalian juga boleh banget memanfaatkan keadaan diam ini dengan refleksi diri. Bertanya ke diri kalian tentang tindakan yang akan kalian ambil buat menyelesaikan konflik dan dampaknya nanti.

Dengarkan mereka dan akui kesalahan

Saat mereka marah atau ingin menjelaskan sesuatu ke kita, alangkah lebih baik kalau kita dengarkan sejenak. Buang ego kita jauh-jauh. Pahami tiap kata yang mereka ucapkan. Setelah itu, aku kesalahan yang kita buat.  Bicara dengan baik-baik, tanpa terlalu merendahkan diri. Ingat juga satu hal, bahwa konflik yang ada gak sepenuhnya salah kita, kok. Sejatinya, konflik terjadi karena kesalahan dua belah pihak tersebut. Untuk itu, jangan malu-malu untuk mempertahakan hak yang sudah kita miliki sejak awal. 

Katakan dengan jelas

Jika biasanya kita memendam perasaan, saat menghadapi konflik, lakukan yang sebaliknya. Selain perasaan kita tenang, hal ini akan membuat mereka lebih mengerti tentang apa yang kita rasakan, segala uneg-uneg yang ada dalam hati juga otak kita. Dalam mengatakannya, kita gak perlu menggebu-gebu dan menunjukkan perasaan kita dengan jelas, kok. Kayak ngamuk-ngamuk, banting-banting kursi, itu bukan kita banget. Tetap kontrol emosi saat melakukannya, ya.

Tetap tenang setelah itu

Kalau ketiga hal diatas udah  dilakukan, seperti biasa, jangan panik. Tetap kalem, santai dan yakin aja. Kita udah melakukan yang terbaik, kok. Tuhan juga akan diam di atas sana. Dia pasti membantu, apalagi kita kan udah usaha. Selama apapun kita mengalami konflik dengan seseorang, suatu hari kita akan tetap membutuhkan orang itu. Manusia bukan makhluk yang bisa hidup sendiri seperti penciptanya. Meski nanti apa yang kita usahakan hasilnya gak sesuai ekspektasi, yaitu konflik justru makin panjang, tetap lah tenang. Solusi terkadang datang dimanapun, bahkan saat kita lagi 'diam' loh!.

Kesimpulan

Manusia memang makhluk yang sosial. Butuh orang lain agar apa yang dikerjakannya untuk bertahan hidup lengkap. Sayangnya, gak semua 'kerjasama' yang manusia lakuin berjalan mulus. Hal ini karena keanekaragaman yang ada. Keanekaragaman, perbedaan tersebutlah yang menyebabkan konflik. Nah, sebagai introver yang kurang menyukai konflik, kita bisa kok, untuk menghadapinya sendiri. Konflik yang selama ini kita pandang negatif, gak selamanya buruk beneran, loh. Tanpa adanya konflik, hidup kita gak akan berwarna. Sehari-harinya, kita juga udah sering menghadapi konflik sama diri sendiri, dan kita mampu aja tuh untuk mengatasinya. Sama kayak konflik dengan orang lain. Semua konflik bisa diatasi, kok. 


Sumber:

  • https://www.livestrong.com/article/186914-how-introverts-handle-conflict/
  • https://lonerwolf.com/conflict-introvert/
  • https://www.quietrev.com/an-introverts-guide-to-managing-conflict/
  • https://psych2go.net/10-signs-youve-pissed-introvert-off/

Baca Juga

0 komentar

Apa yang ada dipikiranmu?. Yuk, sharing bareng!. Komentar yang dikirim akan dimoderasi terlebih dahulu oleh tuan rumah. Silahkan sertakan link blogmu (jika punya). Terima kasih telah berkunjung! ♥