Dikutip dari Introvert,Dear, Quietrev, dan Medical Daily, otak introvert dan ekstrovert ternyata memiliki kadar kesensitifan terhadap dopamin yang berbeda. Dopamin adalah zat kimia yang memotivasi kita buat menghadapi tantangan, dan meningkatkan citra diri kita di depan orang banyak. Saat ada banyak dopamin di otak, seseorang bakalan lebih banyak bicara dan lebih aktif. Inilah reaksi yang biasanya ada sama seorang ekstrovert. Tapi, introvert berbeda. Mereka jauh lebih sensitif terhadap dopamin. Jadi, sebagai gantinya, otak introvert memproduksi zat kimia yang bernama asetiklonin. Zat kimia inilah yang bikin kita lebih santai, rileks dan tenang. Ini juga yang menyebabkan sang introvert keliatannya tenang- tenang aja.
Zat ini juga loh yang mempengaruhi sistem syaraf introvert. Introvert cenderung terlihat lebih menikmati waktu sendiri ketimbang saat ada di gerombolan orang banyak. Dalam memilih keputusan, asetiklonin lagi-lagi berperan penting. Di otak introvert, jalur asetiklonin lebih panjang. Sehingga, kalau introvert berpikir, mereka bakal memikirkannya secara dalam-dalam. Stimulasi yang mereka dapatkan menempuh jalan yang lebih panjang melewati banyak area orak, yaitu:
- Insular kanan depan yang mengolah empati, refleksi diri, dan juga makna emotional.
- Area broca yang mengatur apa yang bakal dibicarakan. Area ini juga yang mengatur saat bicara pada diri sendiri, loh. Inilah yang membuat mereka lebih aktif untuk berbicara pada diri sendiri, terutama pas lagi mikir atau saat membuat keputusan, hihihi.
- Lobus depan bagian kanan dan kiri, yang memilah, memilih dan mengatur rencana atau aksi.
- Hippocampus kiri, yang mengatur kita untuk menentukan hal pribadi dan juga yang menyimpan memori jangka panjang.
Sistem syaraf yang aktif pada seorang introvert adalah sistem syaraf parasimpatik. Dimana, dengan sistem syaraf ini juga asetiklonin bisa ada. Sedangkan untuk ekstrovert, sebaliknya, sistem syaraf yang aktif namanya simpatik. Berkat ini juga dopamin ada.
Selain itu, otak inrovert juga memiliki area kelabu otak yang lebih banyak ketimbang ekstrovert, loh. Hal inilah yang membuat mereka berpikir abstrak. Berbeda sama ekstrovert yang berpikiran "jalanin aja". Introvert, meskipun kurang menyukai yang namanya kejutan atau resiko, mereka cenderung memperhatikan lingkungannya dengan seksama. Mereka memproses semua yang mereka lihat. Iya, bukan cuma orang yang mengajak mereka bicara, tapi semuanya.
Kesimpulan
Bukan cuma berbeda kepribadian dan cara berpikir, ternyata introvert dan ekstrovert punya segudang perbedaan, ya. Tapi diantara keduanya gak ada yang paling baik atau yang paling buruk, kok. Saatnya menikmati waktu untuk jadi diri sendiri!.
Sumber
- https://www.quietrev.com/why-introverts-and-extroverts-are-different-the-science/
- https://introvertdear.com/news/introverts-and-extroverts-brains-really-are-different-according-to-science/
- https://www.quietrev.com/6-illustrations-that-show-what-its-like-in-an-introverts-head/
- http://www.medicaldaily.com/brain-introvert-compared-extrovert-are-they-really-different-299064
1 komentar
Aku introvert dan aku bangga hehe. Makasih sharing bermanfaatnya mbk. Salam, muthihauradotcom
BalasHapusApa yang ada dipikiranmu?. Yuk, sharing bareng!. Komentar yang dikirim akan dimoderasi terlebih dahulu oleh tuan rumah. Silahkan sertakan link blogmu (jika punya). Terima kasih telah berkunjung! ♥